Senin, 09 April 2012

murobbiku polisiku

Belajar bukan hanya sekedar membaca dan menulis, tetapi ada yang lebih luas dari itu. Belajar bersosialisai dengan orang lain pun bukan hanya sekedar saling mengenal, saling sapa, bukan hanya itu. Kunci dari pembelajaran adalah niat, selanjutnya adalah pemahaman. Yup, akhir-akhir ini saya sering sekali mendapatkan pelajaran baru dalam hidup saya. Mulai dari proses tarbiyah yang menyenangkan, bertemu dengan teman-teman yang sangat menyenangkan dan bervariasi, dan belajar tentang banyak hal.

Kalau diusut-usut dan kita menyadarkan diri, sebenatnya rencana Allah itu sangat indah. Seorang yang biasa-biasa saja--biasa nongkrong, biasa tidak jelas--bisa saja masuk ke sebuah rumah kontrakan yang notabene adalah kontrakan binaan, langsung diarahkan ke Divisi Kerohanian Islam, bahkan langsung ditarbiyah oleh murobbi yang luar biasa. Lihat rangkaiannya, saya tidak pernah berfikir akan sesempurna ini kejadiannya, saya hanya merencanakan hal-hal sederhana yang jauh dari kenyataan sekarang ini. Subhanallah. Sekarang ngomongin soal tarbiyah, saya sangat terkejut tentang tugas halaqoh kali ini, "membuat tulisan terserah untuk sang murobbi". Yang ada di kepala saya saat itu adalah apa temanya, apa yang mau ditulis, kapan mau menulisnya sedangkan hari itu saya kuliah full day, dan seterusnya. Namun setelah melewati perjalanan panjang hari kamis gembira, saya tiba-tiba teringat sesuatu.

Murobbiku polisiku. Mungkin itu salah satu frase yang tepat untuk menggambarkan sosok murobbi seperti beliau. Beliau bukan orang yang terkenal (kelihatannya), tapi ternyata banyak yang mengenalnya, saya saja yang terlalu polos, hehe. Selama ini beliau bagai polisi ketertiban di area kampus dan sekitarnya, keren. Beliau selalu mengerti setiap potensi yang ada dalam anak-anak didiknya. Beliau selalu tau porsi seberapa tepat buat seperti ini, cara seperti apa untuk membina orang seperti ini beliau paha,. Dan tidak kalah penting, beliau selalu peka ketika salah satu adek binannya nyeleweng. Contoh nih, tidak jauh-jauh, saya adalah orang yang paling sering jadi tersangka, hehe. Tentang apa? tentang apapun, yah maklum lah, saya masih labil, hehe. Tapi meskipun teguran terus mengalir, omelan bin cerewetan kadang bercucuran saya tetap saja nakal, lho? Eits, tapi dibalik sikap saya yang nakal itu saya jadi faham, apa sih maksudnya murobbi, apa sih tujuannya, apa sih efeknya buat saya, saya faham. Dan tidak jarang saya belajar dari beliau. Saya terkadang terkesan, mbak ini kog berani ya negur-negur, padahal rawan banget di-judge sembarangan sama orang lain. Tapi rupanya pikiran itu seudah dilupakan bahkan terlupa. Yaa, dari sini saya bisa menyimpulkan, kalau murobbi kita sudah kayak polisi. Yuk mari kita istiqomah, tetap karena Allah dan melalui perantara murobbi kita yang paling top ini. hohoho. ^^


*tulisan dari salah satu adek binaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar