Selasa, 19 November 2013


Syahdan, Rasulullah benar-benar tidak pernah main-main dalam memberikan opsi masa depan, baik untuk dunia maupun akhirat. Beliau visioner dan berpikir jangka panjang. Dalam hal jodoh, misalnya, beliau dengan jelas memberikan empat fondasi terbaik jika ingin memilih. Dan, yang paling beliau tekankan adalah opsi “yang baik agamanya.”
Mengapa demikian? Karena bagaimana mungkin seseorang yang masih “bermasalah” dengan dirinya: masih melakukan maksiat kepada-Nya, tidak mau tunduk terhadap perintah-Nya, sering berkata jorok lagi kasar, jarang menyentuh surat cinta-Nya, tidak menghargai dirinya sendiri, dsb bisa mencintaimu dengan sempurna? Ia sendiri belum selesai dengan dirinya. Lalu, bagaimana bisa kelak sama-sama di surga, bilamana alih-alih malah neraka? Naudzubillah.
Memang ruang untuk berubah pasti ada: seperti keimanan yang naik turun, pagi-petang. Bisa jadi di pagi hari beriman, petangnya alfa. Begitu pula sebaliknya. Masalahnya, dalam hal pasangan hidup, Rasulullah tidak berspekulasi. Rasulullah menyarankan opsi “yang baik agamanya” sebagai opsi terbaik. Ini bukan masalah cinta. Cinta dapat muncul kapan saja. Tapi ini masalah masa depan dunia-akhirat.
Jadi, seperti apa yang disarankan oleh Rasulullah: jika mencari pasangan, carilah ia yang telah selesai dengan diriny
*herricahyadi.tumblr.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar