Senin, 12 November 2012

Dari Kota Pahlawan Untuk Surodakan



Kota Surabaya, kota pahlawan. Tepat hari ini, 10 Nopember 2012 diperingati sebagai hari pahlawan. Langit hari ini sedang mendung, tapi tidak turun hujan. Aku siap memulai hari ini dengan 3 agenda, salah satunya rapat TPA Al Hikmah. Rapat dimulai jam 10.30, molor 30 menit dari jadwal yang direncanakan. Ada 6 orang yang hadir, 2 ikhwan dan 4 akhwat, 3 orang putra/i daerah trenggalek dan sisa dari kota asal yang berbeda. Konsumsi yang uenak pun menghiasi agenda syuro hari ini, brownies amanda dan buah kelengkeng. Nyam-nyam. hehe :D perkenalan masing-masing personil, rencana kedepan TPA, sharing info-info, dan pembentukan struktur tim ini. Ya, rapat kali ini adalah rapat perdana walopun TPA sudah di launching. Kog bisa? Kan harusnya rapat perdana dulu, setelah itu launching TPA? Idealnya memang seperti itu. Tapi karena kebutuhan TPA disana sudah mendesak, maka tanpa menunggu tim ini terbentuk TPA Al Hikmah sudah di launching. TPA Al Hikmah dilaunching tanggal 3 Nopember 2012 di Surodakan-Trenggalek. TPA ini berdiri atas ide dari Mei, dia putri daerah Trenggalek yang saat ini tinggal dan bekerja di Surabaya. Selama ini dia yang mengurus semuanya, mulai dari mengkomunikasikan ide ini ke tokoh agama disana, mencari pengajarnya, pengadaan logistik, sampai acara launching.

Aku bergabung dengan tim TPA ini karena pertemuan dengan Mei yang tidak sengaja. Senin sore tanggal 22 Oktober aku ditugasi oleh ibu Reni ke kantor PKPU untuk menyerahkan uang Qurban. Proses administrasi pembayaran Qurban saat itu dibantu oleh Mei. Sambil menunggu, aku berkenalan dengan dia, saling bertukar info tentang diri dan ngobrol ngalor ngidul. Sekitar 30 menit proses adminitrasi selesai, alhamdulillah. Lumayan lama. Hehe. Rencana untuk sampai di rumah sebelum adzan maghrib akan terealisasi. Saat detik-detik menjelang mau pamitan, Mei bercerita tentang TPA yang mau dirintisnya dan menyodorkan pertanyaan “mbk halimah kalo berminat, bisa bergabung”. Saat itu pikirku kalau yang dimaksd bergabung adalah menjadi donator. Belum sempat aku menjawab, Mei langsung menimpali, “bisa gabung jadi donator atau support ide”. Aku sangat mengapresiasi ide Mei ini, apalagi setelah mendengar cerita dia tentang kondisi masyarakat daerahnya yang kemudian menjadi alasan kuat untuk mendirikan TPA. Kalau di Surabaya nama Doly sudah sangat familiar, bahkan menjadi tempat prostitusi terbesar di Asia, daerah Surodakan ini bisa dikatakan tempat Doly-nya Trenggalek, pergaulan bebas dikalangan pemudanya sudah menjadi hal yang biasa. Masyarakatnya yang masih abangan dan dahulu daerah ini juga pernah menjadi basis PKI. Saat ini TPA yang tersedia, jaraknya cukup jauh dari daerah tempat keluarganya Mei tinggal, harus melewati jalan raya. Sehingga orang tua-orang tua disana khawatir jika melepas anaknya belajar ngaji di TPA tersebut, karena banyak kendaraan yang berlalu lalang. Berbeda dengan di Surabaya, banyak TPA yang tersedia dan hampir setiap masjid mempunyai TPA.
“insyaallah aku siap membantu, kebetulan aku punya rekan satu tim program tahsin dan tahfidz yang juga asalnya dari Trenggalek. Nanti aku share ke beliau, insyaallah beliau mau bantu” ucapku saat itu ke Mei. Karena sama-sama putra daerah Trenggalek, pikirku sangat tepat jika aku sampaikan hal ini ke rekanku itu.

Hari itu juga kuceritakan tentang pertemuanku dengan Mei dan rencana pendirian TPA Al Hikmah. Alhamdulillah mendapat respon positif dan kesediaan untuk menjadi donator. Idul Qurban kemaren, beliau dan 3 orang temannya yang juga bersedia menjadi bagian dari tim ini, sempat survey dan silaturohim dengan mbah Tulus dan keluarganya. Mbah tulus ini adalah tokoh sesepuh disana. Menantu perempuannya yang menjadi pengajar TPA Al Hikmah. Dulu mbah Tulus pernah mendirikan TPA disana, namun akhirnya bubar karena putra/i-nya sudah tidak tinggal disana lagi.

Satu lagi kesempatan yang diberikan oleh Allah kepadaku untuk menjadi bagian dari mereka yang ingin menebar kebaikan. Mereka yang peduli dengan anak-anak, supaya anak-anak mengenal Kalam-Nya, belajar tentang islam sehingga nantinya anak-anak inilah yang akan menjadi generasi Qur’ani. Insyaallah.

"Jika kita melakukannya dengan niat tulus, Allah akan membalasnya dengan kebahagiaan yang tidak bisa dibeli. dan efek positif paling simpel--kalau soal kebahagiaan ini terlalu abstrak, Allah akan membalasnya dengan membukakan pintu-pintu silaturohim, pintu-pintu rezeki, pintu-pintu kesempatan, dan pintu-pintu pemahaman baik" -Darwis Tere Liye-


Al Hikmah Surodakan-Trenggalek Crew's:
Ketua: Galuh Gondokusumo
Sekretaris: Lia Agustina
Bendahara: Meiy Saroh
Program: Ika, Halimah, Sucipto Rahayu
Teman-teman yang tidak bisa hadir rapat, siap berperan dimana aja ya J


Semangat Hari Pahlawan, 10 Nopember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar